[Book Review] Beli Karena Butuh

Halo~

Happy Wednesday, Minna-san!

Selamat tahun baru! Haha, telat banget baru muncul sekarang. Review pertama di Tahun 2019. Semoga ke depannya aku lebih rajin posting di blog ini.

Judul Buku: Beli Karena Butuh; The Secret of Financial Management for Young Muslimah
Penulis: Andi Sri Wahyuni
Format Buku: Paperback
Jumlah halaman: 141 pages
Tahun Terbit: 2018
Penerbit: Quanta Books
ISBN13: 9786020480145

 

Buku ini terdiri dari empat bagian, yang dibedakan dengan warna halamannya. Font dan kertas berwarna ungu dan toska. Layoutnya cakep banget. Semacam kumpulan artikel 2-3 halaman dengan ukuran font yang berbeda dan diakhiri dengan quote sebagai penutup.

Bagian pertama, Penting Dipikirkan Kembali, mengupas tentang alasan-alasan kenapa kita tidak boleh berlebihan dalam berbelanja. Aku yakin alasan tiap orang berbeda-beda. Alangkah lebih baiknya jika kalian juga membaca Seni Hidup Minimalis Francine Jay, karena bahasan di sana lebih lengkap.

Hampir separuh buku membahas tentang ini. Mungkin akan ada yang merasa ditampar bolak-balik, atau cuma biasa aja pas baca? Kembali kepada masing-masing. Yang jelas bagian ini cukup menggugah dan akan menjadi pondasi kuat pembaca untuk bisa menghadapi berbagai godaan dan racun yang bertebaran~

Bagaimana supaya bisa resisten dengan berbagai godaan?

Sebelumnya, kita harus tau dulu apa saja bentuk godaan itu. Kak Andis menjabarkan dengan sangat lengkap poin-poin berikut ini:
1. Hindari Beli Tiba-Tiba
2. Realistis
3. Barang terakhir
4. Berani katakan dan klik “tidak”
5. Kamu tidak perlu jadi orang lain
6. Hati-hati kepincut diskonan
7. Yang gratis kadang bukan kebutuhan
8. Jangan belanja kalau sedang stress
9. Yang dibeli nilai pakainya.

Poin yang menohok adalah poin 1. Siapa yang suka window shopping? Kebiasaan ini memicu belanja diluar kebutuhan. Hayo ngaku! Aku sering soalnya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Rencana beli sampo dan pasta gigi aja, pulang bawa segambreng cemilan. Biar gak ribet jajan kalo laper tengah malem. *pembelaan

Tentang poin 2, aku baru paham pas tahun lalu diajari @wireawi rumus BBB; hitung TBR, hitung bookhaul dan hitung buku yang udah dibaca bulan itu. Sanggup kalo beli buku baru lagi?
Contoh: Kecepatan baca setahun 100 buku, TBR ada 500, berarti udah punya stok bacaan untuk 5 tahun. Masih mau beli?

Sembilan poin di atas dijelaskan dengan contoh-contoh yang sangat akrab dengan keseharian. Baca bagian ini bikin gemas.

Setelah tiga perempat buku membahas hal-hal yang mempengaruhi keputusan kita membeli barang, seperempat bagian terakhir kak Andis membahas tentang pos-pos penguras kantong dan bagaimana mengatasinya.

Secara umum aku suka buku ini. Sangat aplikatif dan banyak contoh yang dekat dengan sehari-hari.

Seperti biasanya, aku membaca nonfiksi tidak dalam sekali duduk. Bahasa kak Andis sangat mudah dipahami dan cocok untuk remaja. Tapi karena temanya umum, menurutku buku ini wajib dibaca semua kalangan, baik ibu-ibu, maupun bapak-bapak.

Kekurangan buku ini adalah tidak ada lembar aktivitas seperti beberapa buku motivasi lain. Jadi aku merasa 1 arah. Lebih banyak teori ekonomi dan istilah-istilah ilmiah. Bagus untuk menambah pengetahuan memang. Tapi mungkin pembaca buku ini ada yang berharap lebih banyak kiat-kiat praktis dalam mengelola keuangan. Misalnya berapa sebaiknya perbandingan belanja untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Bagaimana supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang, dll. Mungkin bisa dipertimbangkan untuk buku selanjutnya.

Leave a comment