Adhiyyat Rehat

Dua minggu lalu Adhiyyat sudah kuservis. Entah kenapa tiba – tiba sepulang dari togamas malam selasa ia mati lagi. Maka selasa pagi pun aku meminjam Mio Misuki untuk jalan. Sekitar pukul sepuluh aku pun menuntun Adhiyyat ke Bengkel pak Supri di dekat Sa5. Kata beliau, motorku dua minggu lalu cuma diganti oli dan busi. Kalo sekarang diganti busi juga, ini sudah bisa hidup. Tapi, gak tau apa sebabnya mogok. Maka kubiarkan pak Supri membongkar Adhiyyat. Dan, ternyata kerusakannya sudah tidak tertolong lagi sodara – sodara!

Bukan cuma Top-Z-nya yang kena, tapi juga sampe ke Feston-nya! Ini lebih parah daripada turun mesin 2 tahun lalu. Memang sudah saatnya diganti. Adhiyyat sudah uzur. Ah, lupakan. Lulus dulu, baru mikir ganti motor. Dan setelah ditotal, biayanya mencapai 20% dari uang bulanan yang dikirim ayahku. Fiyuh~ bakal diomelin nih kalo ayah tau. Apalagi kalo tau sebabnya: pernah lupa ganti oli sampe 1 bulan lebih. Terakhir ganti Januari, baru kuganti Maret. Dan ternyata efeknya di bulan April. Habislah uangku. Aku minta ijin ke pak Supri untuk pulang dulu karena uang di dompetku tak cukup.

Aku berjalan gontai menuju sa5 dan meminjam sepeda Hanifah. Kemudian kukayuh sepeda menuju atm. Untung saja aku punya tabungan: sisa saldo akumulasi dari bulan – bulan sebelumnya. Cuaca yang sangat panas siang itu membuatku bersyukur karena kepalaku tertutup jilbab. Tentu lebih panas bagi yang gak pake jilbab.

Rabu ini aku ke kampus berjalan kaki. Ke perpus, melanjutkan pembahasan skripsiku. Tepat jam sepuluh aku memasukkan semua perlengkapanku di loker. Aku hanya membawa camdig, AsyaRo dan dompet. Hari ini ada wisuda S2. Akan banyak objek yang bisa diabadikan. Ah, tentunya aku tak seiseng itu. Aku sudah janjian dengan teman genk-ku untuk memberi selamat pada Sensei kami.

Hanya menyebrang jakal, aku sudah sampai di Balairung Selatan. Aku menyusuri jalan menuju GSP. Kami janjian di pintu selatan atas. Tak lama My Twin datang membawa kamera DLSR milik masnya. Aku pun meng-sms sensei mengabarkan kedatangan kami dan menanyakan dari pintu mana beliau akan keluar. Ternyata dari pintu barat. Kami kemudian turun menuju pintu barat dan mengabari dua orang yang lain.

Haru biru wisuda s2. Banyak mobil dan motor. Orang tua dan anak – anak. Sanak saudara dan handai taulan. Tak lupa, para penjual bunga dan penawar jasa foto langsung jadi pun ikut membuat suasana semakin ramai.

Setelah puas mengambil gambar. Kami berempat pun pamit supaya Sensei bisa melanjutkan acara dengan keluarga. Aku harus kembali ke kampus, My Twin harus mengerjakan tugas, sedangkan yang dua pulang ke kosnya. Kami akan bertemu lagi di sore hari nanti.

Menahan kantuk aku memaksa diri tetap di perpus. Rasanya ingin menyerah saja~

Pukul 14.30 kuputuskan untuk membereskan semuanya dan pulang ke sa5.

Dan biarlah cerita sore menjelang malam itu mencari sebuah cerita sendiri. ^^v

Kamis pagi Adhiyyat masih rehat. Aku pun minta jemput untuk menuju tempat #melingkar. Sepulangnya kami melipir menyusuri ringroad, melawan arus lalu lintas. Gila. Nekat beud. Hal yang tak akan pernah kulakukan jika aku yang di depan. Aku yang nebeng hanya bisa geleng – geleng melihat kelakuan teman – temanku itu. Dan acara hari ini kami tutup dengan makan ramen rame – rame ~

Matahari senja kamis ini sudah berada di ufuk barat. Aku pun mengambil adhiyyat di bengkel pak Supri. Ada banyak catatan tentang Adhiyyat. Karena feston-nya baru diganti, maka masih dalam tahap penyesuaian. Jadi, gak boleh jalan jauh dulu kayak ke Solo atau ke Gunung Kidul. Di kota aja. Selain itu oli-nya mesti segera diganti sebelum waktunya. Kalo mogok lagi, berarti mesti ganti busi. Fiyuh~ Jangan abaikan ganti oli ya sodara – sodara..

Salima, 27 April 2012, 00:39

Leave a comment